Kamis, 18 Agustus 2016

FULL DAY SCHOOL




Sekolah seharian atau lebih dikenal dengan *full day school*, adalah salah satu model sekolah yang melakukan kegiatan belajar mengajar selama sehari penuh, atau kurang lebih 8 jam. Banyak negara-negara yang memberlakukan sekolah model ini. Bagi saya secara pribadi, keunggulan (advantage) dari system ini adalah,:\

1.    Anak saya akan mendapatkan kegiatan belajar yang lebih positif dan efektif  dalam pengawasan para guru.
2.    Karena saya bekerja diluar, dan istri saya bertugas dirumah, namun dari sisi mentoring anak, kami merasa sangat terbantu melalui pola ini, terutama dalam hal pelaksanaan kedisiplinan belajar.
3.    Tidak ada hak-hak anak saya yang merasa terampas, karena disekolahpun anak saya tetap diberikan kesempatan untuk bermain, bahkan tidur siang.
4.    Pola pendidikan POMG, atau pendidikan oleh Masyarakat, Orang tua dan Guru yang menjadi tagline pendidikan anak, justru sangat nyata dan terasa sekali, terutam dengan adanya sebuah lingkungan social yang terkontrol.
5.    Dan masih banyak lagi pokoknya.

Namun, pendidikan ini tetap saja ada sisi negative-nya, yakni :
a.     
b.     
c.    HIGH COST alias MAHAL ………..
Jikalau hal ini dibantu atau dibiayai oleh negara, betapa bahagianya. Setidaknya, mungkin inilah salah satu TRILOGI kemajuan suatu bangsa atau negara, yaitu :
Negara yang kuat adalah yang memprioritaskan anggarannya pada 3 hal :
1.    Pendidikan,
2.    Pertanian,
3.    Pertahanan.

Jika masyarakatnya cerdas, pertanian maju, dan pertahanannya kuat. Insha Alloh, akan jaya suatu negeri. KITA BISA, dengan kerja NYATA.

Sabtu, 06 Agustus 2016

SEDULUR vs PASEDULURAN



Manakah yang lebih baik?. 
Sedulur/Saudara atau Paseduluran/Persaudaraan?
Manakah yang lebih membahagiakan? 
Sedulur atau paseduluran?
Apakah bermakna sama, atau ada perbedaan dari kedua kata tersebut?
Sebagai orang awam, karena tidak pernah sekolah, kedua orangtuaku memberikan definisi, yang menurut pendapatku definisi yang disampaikan kepadaku sangat logis.
a.       Sedulur/saudara/شقيق, adalah semua orang yang terhubung karena adanya pertalian darah dan berdimensi fisik ( Raga).
b.      Paseduluran/persaudaraan/أأخوة, adalah setiap orang yang terhubung karena adanya pertalian hati serta keyakinan, dan berdimensi spiritual (Jiwa).

Belajar dari kisah-kisah ummat terdahulu,dapat kita jadikan bahan renungan :
Kisah yang berkaitan dengan saudara sedarah :

1.    Kisah perseteruan dan pembunuhan pertama kali terjadi dalam sejarah kehidupan manusia adalah antara Qobil dan Habil, yang merupakan saudara kembar, putra dari Nabi Adam AS. ( Kejahatan individu )
2.    Ada lagi karena sifat iri dan dengki pula, kita diingatkan dengan kisah konspirasi jahat yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf AS kepada Nabi Yusuf AS. ( kejahatan bersama/konspirasi ).

           Sedangkan kisah yang berkaitan dengan persaudaraan, adalah :

3.    Kisah Rasulullah SAW dengan Ali bin Abi Thalib RA.(hubungan darah).
4.    Kisah persaudaraan antara kaum Muhajirin dank kaum Anshor di Madinah pada saat Hijrah bersama Rasululloh SAW.

Dari contoh-contoh kisah diatas, dapat kita simpulkan, bahwa :
A.    SAUDARA, tetapi tidak melakukan PERSAUDARAAN, hasilnya : NERAKA.
      Contoh no. 1 & 2
B.    SAUDARA, dan melaksanakan PERSAUDARAAN, hasilnya : SURGA
      Contoh no. 3
C.   BUKAN SAUDARA, dan melaksanakan PERSAUDARAAN, hasilnya : KEBAHAGIAAN.
      Contoh no. 4
D.   BUKAN SAUDARA, dan tidak melakukan PERSAUDARAAN, hasilnya : KERESAHAN. 

Dalam melakukan hubungan persaudaraan, contoh yang sangat baik adalah :
Persaudaraan antara Abdurrahman bin Auf ( muhajirin ) dan Saád bin Rabi’(Anshor).
Saat Abdurrahman bin Auf hijrah bersama Rasululloh, kemudian di persaudarakan dengan Saád bin Rabi’
Sa’ad menawarkan harta yang dimilikinya itu kepada Abdurrahman. Sa’ad berkata kepada Abdurrahman,
“Sesungguhnya aku adalah orang yang paling banyak hartanya di kalangan Anshar. Ambillah separuh hartaku itu menjadi dua. Aku juga mempunyai dua istri. Maka lihatlah mana yang engkau pilih, agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya sudah habis, maka kawinilah ia..”
Kemudian Abdurrahman menjawab, “Semoga Allah memberkahi bagimu dalam keluarga dan hartamu. Lebih baik tunjukkan saja mana pasar kalian?”. 
Sebagai penerima tamu, Saád sangat luar biasa menyambut kedatangan saudaranya tersebut, namun sikap dari seorang Abdurrahman, juga tidak kalah hebatnya, dengan mendoakan dan menjaga harga diri, agar tidak menjadi beban orang lain.

Sungguh, sebuah nasehat dari kedua orangtuaku yang tidak pernah sekolah, namun juga tidak pernah berhenti untuk belajar dan terus belajar. 
Belajar dari makna paseduluran




(Allohummaghfirlii waliwalidayya warhamhuma kama robbayanii soghiroo)